Pengertian EYD dan Contohnya
Pengertian EYD
Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut.
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
5. PEMAKAIAN TANDA BACA
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan
kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata;
sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar
masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan
kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi ramburambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan
kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi ramburambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan
RUANG LINGKUP EJAAN
YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :
1. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal
paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang
digunakan sebanyak 26 buah.
a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa
Indonesia terdiri atas huruf berikut.Nama setiap huruf disertakan
disebelahnya.
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata.
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
adalah huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f,
g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.Contoh pemakaian dalam kata
e. Gabungan Huruf
Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan
satu bunyi konsonan. Contoh pemakaian dalam kata
2. PENULISAN HURUF
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf
berdasarkan EYD, yaitu:
Penulisan Huruf Besar
Penulisan Huruf Miring
Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut.
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Dia menulis surat di kamar
Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Misalnya :
Misalnya :
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan
nama kitab suci.
Misalnya :
Misalnya :
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya :
Misalnya :
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, dan nama tempat.
Misalnya :
Misalnya :
Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya :
Misalnya :
Ibrahim Naki
Nofayanti
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya :
Misalnya :
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
Misalnya :
tahun Hijriyah hari Jumat
bulan Desember hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur
nama diri. Misalnya :
Laut Jawa Jazirah Arab
Asia Tenggara Tanjung Harapan
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat
kata penghubung.
Misalnya :
Misalnya :
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk
kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
Misalnya :
Misalnya :
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti
Anda.
Misalnya :
Misalnya :
Surat Anda telah saya balas
Sudahkah Anda sholat?
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat dan sapaan.
Misalnya :
Misalnya :
Dr. Ibrahim Naki
Abdul Manaf Husain, S.H
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam
judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan
dan kata penghubung.
Misalnya :
Misalnya :
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Buku Negara kertagama karangan Prapanca.
Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, dan kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu
Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
3. PENULISAN KATA
Ada bebrapa
hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan
bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya :
Dia teman baik saya.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah
yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya
:
Membaca
Menulis
Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan
kata.
Misalnya :
Bertepuk tangan
Sebar luaskan.
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus
mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
Menandatangani
Keanekaragaman.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
Antarkota
Mahaadil
3) Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
(-). Jenis jenis kata ulang yaitu :
Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata
awal. Misalnya = Laki : Lelaki
Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya = Laki : Laki-laki
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan. Misalnya =Main : Bermain-main
4. PENULISAN
UNSUR SERAPAN
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia,
sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan
demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur
asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa
seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang
telah diterapkan. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia
dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak
ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis
sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya
dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya apabila
dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka
penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima unsur asing dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau
miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal karena setiap
bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur
bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat
terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam
masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan
“televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula
sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka
mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris. Berdasarkan taraf
integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian,
yaitu :
• Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap
sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan.
Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de
facto, bridge.
• Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing
itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya
maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu :
ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
5. PEMAKAIAN TANDA BACA
Ø Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
o Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan
o Akhir singkatan nama orang.
o Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan.
o Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat
umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda
titik saja.
o Dipakai untuk memisahkan bilangan atau
kelipatannya.
o Memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu.
o Dipakai di belakang angka atau huruf
dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
o Tidak dipakai pada akhir judulyang
merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.
Ø Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
o Antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan.
o Memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
o Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
o Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o,
ya, wah, aduh, dan kasihan.
o Memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
o Dipakai diantara : (1) nama dan alamat,
(2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang
ditulis secara berurutan.
o Dipakai di muka angka persepuluhan atau
di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
o Dipakai antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
o Menghindari terjadinya salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
o Dipakai di antara bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
o Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
o Tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
Ø Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
o Akhir kalimat tanya.
o Dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Ø Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
dan rasa emosi yang kuat.
Ø Tanda Titik Koma ( ; )
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. üMemisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
Ø Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan
Di antara jilid atau nomor dan halaman
Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Ø Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus
dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang
dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir
diberi jarak atau loncatan.
Ø Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
Dalam penomoran kode surat.
Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
Ø Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
o Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan
sebagian huruf.
o Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
o Tanda petik tunggal dipakai :
o Mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
o Mengapit terjemahan atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Ø Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
o Mengapit kata atau bagian kalimat yang
mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum
o Mengapit judul karangan, sajak, dan bab
buku, apabila dipakai dalam kalimat.
o Mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Pengertian Eyd Dan Contohnya - Sulameto >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Pengertian Eyd Dan Contohnya - Sulameto >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Pengertian Eyd Dan Contohnya - Sulameto >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK Ar