Makalah Konsep Manusia Dalam Islam


BAB I
PENDAHULUAN
      
A.LATAR BELAKANG
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang berakal budi. Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain. Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis.
Manusia adalah makhluk yang Allah ciptakan dalam bentuk sesempurnanya Makhluk. Keberadaan manusia adalah yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Manusia memiliki fisik, perasaan, hawa nafsu, juga akal yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Hakikat manusia menurut islam bukanlah seperti hewan, tumbuhan, atau makhluk lainnya yang bernyawa
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas.







B.RUMUSAN MASALAH

1)    Apa pengertian  manusia itu ?
2)      Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ?
3)      Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?
4)      Apa saja hakikat manusia itu ?
5)   Apa maksud dari manusia sebagai khalifah di bumi ?
6)   Apa fungsi dan peranan manusia ?


C.TUJUAN

1)    Untuk mengetahui bagaimana konsep manusia dalam pandangan Islam
2)      Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT
3)       Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia
4)      Untuk mengetahui apa saja hakikat manusia itu.
5)   Untuk mengetahui manusia sebagai khalifah di bumi
6)   Untuk mengetahui fungsi dan peranan manusia









BAB II
ISI

A.DEFINISI DAN HAKIKAT MANUSIA

Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya manusia. Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam :

1. Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus …,” (QS:98:5).
2. Sebagai an- Nas
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut
 “Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS: Al Hujurat :13).


3. Sebagai khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).
Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.
4. Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).

5. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya.
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya.


B. Asal Usul Manusia berdasarkan Al-Qur'an

Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan.
            "...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29). 
Nabi Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi.

Penciptaan manusia dari tanah

Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan kejadian penciptaan manusia dari tanah
“Yang membuat segala sesuatu yang memciptakan sebaik-baiknya dan memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan dari saripati air yang hina kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) sedikit sekali tidak bersyukur.”(QS As sajadah 7)
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (QS Shad : 71-72)
C.MARTABAT DAN KEDUDUKAN MANUSIA

Martabat saling berkaitan dengan tingkatan seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spiritual dalam beribadah kepada Allah SWT.
- Marabat dan derajat manusia dibanding makhluk lainnya ialah yang paling tinggi karena dibekali akal untuk berpikir, hati untuk merasakan, serta nafsu atau keinginan sebagai pendorong. Bahkan manusia diberi kemampuan untuk berbicara sesuai bahasa masing - masing.
- Tinggi dan rendahnya martabat dan derajat manusia tergantung masing - masing mereka dalam menggunakan akal , hati atau perasaan serta nafsunya untuk hal - hal baik atau buruk.
- Dengan kelebihan - kelebihan sebagai makhluk paling sempurna tersebut maka manusia dijadikan khalifah di muka bumi (mengelola dan memelihara alam)











D.TUJUAN HIDUP MANUSIA
           
Bagi umat Islam, tujuan hidup manusia telah ditentukan dalam Al Qur’an. Bahwa semuanya mengarah kepada tujuan kita diciptakan oleh Allah, yaitu pada intinya untuk beribadah dan menjalani ibadah tersebut dengan baik. Sebagaimana telah disebutkan dalam Al Qur’an surat Adz-Dzariyaat ayat 56 yang berbunyi: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. ”
Tujuan hidup kita sudah diterangkan dengan jelas melalui surat Adz-Dzariyat tersebut. Yaitu sebagai manusia ciptaan Allah, kita harus mendasarkan hidup kita kepada niatan untuk beribadah kepadaNya. Beberapa hal berikut tujuan hidup menurut islam :

1. Ibadah Wajib
Senantiasa ingat kepada Allah dengan beribadah wajib yaitu shalat lima waktu dan ibadah – ibadah lainnya, misalnya naik haji bagi yang mampu, menjauhi larangan agama, berpuasa, berzakat, sedekah, berdzikir, membaca Al Qur’an, melakukan kebaikan kepada sesama.
2. Mendalami Agama
Tidak hanya melaksanakan kewajiban dalam agama Islam, tetapi kita juga harus berusaha mempelajari semua hal tentang agama Islam secara menyeluruh, tidak hanya di permukaan saja. Pengetahuan yang hanya di permukaan tidak akan menghasilkan masyarakat beragama yang solid, melainkan akan mudah dimasuki oleh pengaruh buruk dan mempercayai paham yang salah, yang membuat kerukunan sesama umat akan tercerai berai. Cara menjadi orang tua yang baik dancara mendidik anak nakal yang paling baik adalah dengan pendalaman agama yang dapat menjadi benteng dari hal – hal yang buruk.
3. Hidup Sesuai Aturan Agama
Dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah, maka kita dapat mendasarkan hidup kita kepada pedoman agama. Misalnyacara membahagiakan orang tuacara mengabdi kepada suami yang berdasarkan ajaran agama Islam dan juga mengenai hubungan antar lelaki dan wanita yaitu masalah pacaran menurut islam, dan menikah tanpa pacaran yang sesuai syariat Islam. Juga mendasarkan cara memilih pendamping hidup pada ajaran Islam.

4. Menyembah Allah
Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya. Berikut ini adalah ayat yang menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah SWT
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Qs Adz zariyat : 56).
Adapun ibadah yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dapat berifat umum maupun khusus. Ibadah yang bersifat khusus adalah ibadah yang langsung ditujukan kepada Allah SWt seperti shalat, baik shalat wajib ataupun shalat sunnah, puasa (baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis), zakat(baca penerima zakat dan syarat penerima zakat), haji (baca syarat wajib haji) dan ibadah lainnya yang sifatnya sunnah seperti membaca Alqur’an (baca manfaat membaca Alqur’an dalam kehidupan dan manfaat membaca alqur’an bagi ibu hamil), bersedekah (baca keutamaan bersedekah)








E.MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH SWT DI BUMI

Khalifah berarti pengganti, yaitu pengganti dari jenis makhluk yang lain, atau  pengganti, dalam arti makhluk yang diberi wewenang oleh Allah agar  melaksanakan perintahNya di muka bumi. Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena khalifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini. Sehingga seorang khalifah harus benar-benar memiliki akhlak Al Quran dan Al Hadis.

Dengan berpedoman pada QS Al Baqarah:30-36, maka status dasar manusia adalah sebagai khalifah (makhluk penerus ajaran Allah) sehingga manusia harus :

1. Belajar. Manusia sebagai khalifah harus mau belajar. Obyek belajar nya adalah ilmu Allah yang berwujud Al Quran dan ciptaanNya.
2. Mengajarkan Ilmu. Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Hadits
3. Membudayakan Ilmu. Ilmu Allah tidak hanya untuk disampaikan kepada manusia lain tetapi juga untuk diamalkan sehingga ilmu yang terus diamalkan akan membudaya.
Dari ketiga peran tersebut,maka semua yang dilakukan oleh khalifah harus untuk kebersamaan sesama umat manusia dan hamba Allah serta pertanggungjawabannya kepada Allah, diri sendiri, dan masyarakat.



F.PERAN DAN FUNGSI MANUSIA DALAM ISLAM

Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa, yang maha bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbul’alamin, Allah Tuhan yang Maha Esa.
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia:

• Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”
• Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam.
• Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.
BAB III
PENUTUP
C.KESIMPULAN
        Setelah pembahasan materi, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan utama diturunkannya manusia ke muka bumi yaitu adalah untuk beribadah kepada penciptanya yaitu Allah SWT. Allah ingin menilai seberapa bertaqwanya hamba terhadap khaliknya. Allah tidak butuh manusia tetapi manusia yang membutuhkan Allah.
            Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di bumi karena manusia diberi akal sehat oleh Allah untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan tidak seperti hewan dan tumbuhan ataupun malaikat sekalipun. Dengan kemampuan akal, manusia mampu mengelola alam semesta dengan sebaik-baiknya, merawatnya serta mengolah pertambangan atau pun hasil-hasil lainnya yang tersimpan di dalam bumi.Begitu pun dengan diciptakannya berbagai jenis hewan agar manusia mampu memeliharanya, bahkan menjadikannya sebagai kebutuhan utama
            Selain itu manusia diturunkan ke bumi untuk melaksanakan tugas yaitu menjadi khalifah di bumi.Khalifah disini untuk memakmurkan bumi dan islam pastinya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Menjaga alam, belajar dan meneruskan ilmu adalah tugas manusia di muka bumi. Manusia juga diharuskan hidup bersosialisasi karena tidak semua urusan bisa dilakukan sendiri ada kalanya butuh bantuan orang lain.
            Kedudukan manusia di mata Allah semuanya sama, hanya saja tergantung keimanan dan ketaqwaan seseorang tersebut yang nantinya akan menolong Ia di akhirat nanti

B.SARAN
          Setelah pembaca membaca makalah ini, kami harap pembaca mendapat ilmu tentang konsep manusia dalam Islam dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi seorang manusia yang bersyukur akan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Demikian  makalah yang dapat kami paparkan. Semoga bermanfaat bagi pembaca. Dan tentunya makalah  ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan dari pembaca

Belum ada Komentar untuk "Makalah Konsep Manusia Dalam Islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel