Pengertian Manusia Sebagai Khalifah
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di
muka bumi ini dapat dipahami dari firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah : 30, “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “mereka berkata :” Mengapa engkau
hendakmenjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akn membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami enantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : ”sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.
Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata
khalifah berasal dari kata “khalf” (menggantikan, mengganti), atau kata
“khalaf” (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang
yang terdahulu). Sedangkan arti kata khilafah adalah menggantikan yang lain,
adakalanya karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, dan
adakalanya karena memuliakan (memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan
orang yang dijadikan pengganti.
Pengertian terakhir inilah yang dimaksud dengan “Allahmengangkat manusia
khalifah di muka bumi”, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Fathir ayat 39, Q.S Al
an’am ayat 165. Manusia adalah makhluk yang termulia di antara mahluk- makhluk
yang lain (Q.S Al Isra : 70) dan ia dijadikan oleh Allah SWT dalam sebaik- baik
bentuk/ kejadian, baik fisik maupun psihisnya (Q.S At Tin : 5), serta
dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi- potensi dasar (fitrah)
yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses
pendidikan. Karena itulah maka sudah selayaknya manusia menyandang tugas
sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut
tugas mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S Hud : 61 ), serta mewujudkan
keselamatan dan kebahgiaan hidup di muka bumi (Q.S al-maidah : 16),
dengan cara beriamn dan beramal shaleh (Q.S Al-ra’ad : 29), bekerjasama dalam
menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran (Q.S Al-Ashr :
1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah
sejak manusia pertama hingga manusia akhir zaman yang akan datang, dan
merupakan perwujudan dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (’abdullah).
Tugas- tugas kekhalifahan tersebut menyangkut :
Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri meliputi tugas- tugas :
·
Menuntut ilmu pengetahuan (Q.S Al-Nahl :
43), karena manusia itu adalah makhluk yang dapat dan harus dididik/ diajar
(Q.S al-baqarah :31) dan yang mampu mendidik /mengajar (Q.S Ali imran:187,
al-an’am :51)
· Menjaga dan memelihara diri dari segala
sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan (Q.S al-Tahrim : 6)
termasuk di dalamnya adalah menjaga dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan
makanan yang halal dn sebagainya
· Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
Kata akhlak berasal dari kata khuluq atau khalq. Khuluq merupakan bentuk batin/
rohani, dan khalq merupakan bentuk lahir/ jasmani.
Tugas kekhalifahan dalam keluarga/ rumah tangga meliputi tugas :
· Membentuk rumah tangga bahagia dan
sejahtera atau keluarga sakinah, mawaddah dan wa rahmah / cinta kasih (Q.S
ar-Rum : 21) dengan jalan menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai
suami-istri atau ayah-ibu dalam rumah tangga.
Tugas kekhalifahan dalam masyarakat meliputi tugas-tugas :
·
Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat
(Q.S al-Hujurat : 10 dan 13, al-Anfal : 46 )
·
Tolong menolong dalam kebaikan dan
ketaqwaan (Q.S al-Maidah : 2)
·
Menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S
al-Nisa : 135 )
·
Bertanggung jawab terhadap mar ma’ruf nahi
munkar ( Q.S Ali Imran 104 dan 110)
·
Berlaku baik terhadap golongan masyarakat
yang lemah, termasuk di dalamnya adalah para fakir miskin serta anak yatim (Q.S
al Taubah : 60, al Nisa’ : 2), orang yang cacat tubuh (Q.S ‘Abasa : 1-11),
orang yang berada di bawah penguasaan orang lain.
Tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi :
·
Mengulturkan natur (membudayakan alam),
yakni alam yang tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya-
karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia.
·
Menaturkan kultur (mengalamkan budaya),
yakni budaya atau hasi karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi aam,
jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar tidakmenimbulkan
malapetaka bagi manusia dan lingkungannya.
·
MengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya),
yakni dalam berbudaya harus tetap komitmen dengan nilai- nilai Islam yang
rahmatan lil-‘alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga,
cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan menemukan
kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran
Ilahi.
Tugas lain manusia sebagai
khalifah di bumi ini yaitu saling
menyayangi dan menjaga setiap sesama umat manusia,menolong sesama
saudaranya.Allah menciptakan umat manusia beragam bukan untuk saling menjatuhkan, atau
saling bermusuhan, melainkan untuk saling mengenal, supaya kita bisa belajar satu
sama lainnya. Karena itu jangan jadikan perbedaan untuk kita saling menjatuhkan
dan perpecahan.
Manusia hidup di bumi ini butuh orang lain,antara satu sama lainnya
saling ketergantungan,karena pada hakikatnya kita ini satu turunan, yaitu
turunan nabi Adam. Tanamkan rasa toleransi dan menyayangi, senantiasa tolong
menolong, serta selalu mengingatkan dalam perbaikan.
Manusia Sebagai Khalifah di
Bumi - memakmurkan dan memelihara bumi.
Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi ini artinya,maksudnya
manusia di ciptakan untuk menjadi penguasa dan pengatur segala yang ada di bumi
ini yaitu menjaga tumbuh-tumbuhan, hewan, hutan, laut, gunung, perikanan, dan
lain-lain. Manusia sebagai khalifah di bumi ini harus bisa memanfaatkan semua
yang ada di bumi ini demi kemaslahatannya.
Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban bersama yang dibebankan
Allah yaitu mengekplorisasi kekayaan bumi untuk kemaslahatan umat manusia. Selain
itu tugasnya yaitu memelihara bumi dan memelihara akidah yang ada di dalamnya.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian Manusia Sebagai Khalifah"
Posting Komentar